Apakah Lulusan Kuliah Farmasi Bisa Jadi ASN?
PAFI Rantau telah sukses menyejahterakan para ahli farmasi dan tenaga teknis kefarmasian yang bergabung dengannya. Seperti diketahui, PAFI merupakan organisasi yang mampu memberikan akses informasi, pengembangan keterampilan, jaringan profesional, hingga hak-hak para anggotanya.
Hal tersebut tentunya sangat berpengaruh terhadap karir dan kemakmuran hidup para anggotanya sebagai ahli farmasi. Sebelum adanya PAFI, lulusan farmasi dianggap tidak memiliki prospek kerja yang cemerlang dan hanya mengandalkan profesi apoteker saja. Hal tersebut membuat lulusan farmasi dipandang sebelah mata tidak seperti ASN yang dipuja-puja. Padahal prospek kerja farmasi sangatlah luas.
Lantas apakah lulusan farmasi bisa bekerja sebagai ASN? Untuk selengkapnya perhatikan ulasan berikut.
Apakah Lulusan Kuliah Farmasi Bisa Menjadi ASN?
ASN (Aparatur Sipil Negara) kerap kali dipandang sebagai profesi yang mentereng dan idaman para mertua. Anggapan tersebut tidaklah salah, karena bekerja sebagai ASN memiliki gaji sesuai dengan UMR setiap daerah masing-masing. Selain itu, bekerja sebagai ASN juga mendapatkan uang tunjangan dan bonus sehingga banyak yang mengimpikan profesi ini. Lantas apakah jurusan kuliah farmasi bisa menjadi ASN layaknya jurusan yang lain? Jawabannya sangatlah bisa.
Farmasi merupakan salah satu disiplin ilmu di bidang kesehatan yang keberadaannya selalu dibutuhkan. Seperti diketahui ASN merupakan istilah yang digunakan untuk karyawan yang bekerja di instansi pemerintahan.
Sedangkan di Indonesia sendiri, banyak peluang menjadi ASN dari bidang farmasi, misalnya menjadi apoteker atau administrasi pelayanan obat di rumah sakit negeri atau puskesmas. Bekerja sebagai health educator atau peneliti farmasi di Dinas Kesehatan, atau Kementerian Kesehatan, maupun menjadi pegawai BUMN (Badan Usaha Milik Negara). Untuk menjadi ASN, para lulusan kuliah farmasi wajib mengikuti tes CASN yang diadakan oleh pihak pemerintah atau instansi setempat.
Prospek Kerja Lulusan Farmasi Selain Jadi ASN
Selain menjadi ASN, lulusan kuliah farmasi juga bisa mendapatkan profesi atau prospek kerja yang tidak kalah mentereng.
1. R&D (Research and Development) di industri farmasi
R&D juga merupakan prospek kerja di dunia farmasi yang tidak kalah mentereng dari ASN. Gaji seorang R&D juga cukup besar yakni sekitar Rp4 juta hingga Rp7 juta setiap bulannya. Seorang R&D bertugas mengadakan penelitian dan pengembangan terkait pembuatan formula obat-obatan yang bermanfaat bagi dunia kefarmasian.
2. Dosen
Prospek kerja selanjutnya, ada dosen. Seperti diketahui dosen merupakan salah satu profesi yang juga mentereng. Gaji seorang dosen farmasi berkisar mulai dari Rp5 juta hingga Rp10 juta. Gaji tersebut belum termasuk tunjangan atau akomodasi uang saku ketika ditugaskan di luar kota atau daerah.
3. Regulatory Affairs
Regulatory affairs juga merupakan salah satu prospek kerja di bidang farmasi yang menjanjikan. Regulatory affairs bertugas mengawasi dan memastikan bahwa produk-produk medis seperti obat-obatan, obat hewan, pestisida, kosmetik hingga peralatan diagnosis sudah sesuai dengan standar regulasi yang berlaku. Untuk gajinya sendiri berkisar Rp3,5 juta hingga Rp7 juta.
4. Pengusaha
Lulusan kuliah farmasi juga bisa menjadi pengusaha, contohnya sebagai pengusaha apotek. Seperti diketahui obat-obatan merupakan kebutuhan primer bagi orang sakit dan selalu laku setiap hari. Jadi jika di akumulasi, pendapatan pengusaha apotek bisa berkisar puluhan juta.
Selain 4 pekerjaan di atas, Anda bisa mendapatkan info prospek kerja lulusan farmasi dengan bergabung dalam PAFI. Untuk info lengkapnya, Anda bisa kunjungi website https://pafirantau.org.
Demikian ulasan mengenai jurusan kuliah farmasi bisa jadi ASN atau tidak, serta prospek kerja lainnya di bidang farmasi. Setelah membaca ulasan di atas, apakah Anda berminat untuk kuliah farmasi?
Komentar
Posting Komentar