Memilih VPS yang Tepat untuk Website
Tidak semua orang mengetahui apa itu VPS, bahkan seorang yang sudah terbiasa dengan membuat website pun kadang masih tidak tahu apa itu VPS. Ini adalah hal yang wajar, karena VPS biasanya hanya akan digunakan bagi mereka yang sudah naik kelas dari shared hosting.
Kebutuhan akan VPS tiap orang beraneka ragam tergantung dengan kebutuhan website yang dia kelola. Ada yang memiliki trafik sangat besar sehingga akan sangat nyaman jika website tersebut ditaruh di VPS saja. Karena sering kali website bertrafik besar ini mengalami masalah ketika ditaruh di shared hosting. Website sering down karena resource shared hosting yang dibagi dengan pelanggan lainnya.
Harga VPS memang lebih mahal dibandingkan dengan shared hosting, namun jika pengunjung tidak nyaman karena website sering tidak bisa diakses, maka kamu akan kehilangan trafik dan ini jauh lebih berharga jika website kamu menghasilkan dari iklan seperti AdSense atau lainnya. Website yang sering down juga akan ditandai oleh Google, perayapannya pun biasanya akan bermasalah. Dan kemungkinan paling buruknya adalah ditendang dari halaman pertama Google.
Alasan kedua mengapa menggunakan VPS adalah kamu bisa sesuka hati mengelola website-mu. Apalagi jika website-mu menggunakan software atau script khusus yang tidak bisa dijalankan di shared hosting. Seperti halnya jika kamu mengembangkan website menggunakan modern web programming Node.js, React, dan sejenisnya; maka VPS akan sangat dibutuhkan. Jarang sekali shared hosting yang memberikan layanan untuk pengembangan Node.js.
Alasan ketiga mengapa menggunakan VPS adalah kamu bisa dengan mudah mengatur resource sendiri. Kamu bisa membaginya untuk beberapa website yang kamu kelola. Lagi pula biasanya VPS ini memiliki storage yang besar. Sangat berbeda dengan shared hosting yang biasanya memiliki storage kecil.
Contoh kasus, jika kamu memakai VPS untuk website yang ada di DomaiNesia dengan paket yang terendah, yaitu Paket RAM 512 MB. Storage yang kamu dapatkan adalah 10 GB SSD. Dengan diisi sistem operasi, biasanya memakan 4 GB hingga 6 GB. Anggap saja 6 GB, maka kamu masih punya sisa 4 GB. Ini cukup untuk diisi dengan 10 website biasa loh.
Jika kamu menggunakan Paket RAM 1 GB, storage yang kamu dapatkan adalah 20 GB. Artinya masih ada ruang kosong 14 GB. Itu sangat luas sekali dan bisa kamu isi dengan 50 website kecil. Hanya saja nanti yang perlu kamu perhatikan adalah di bagian RAM-nya. Biasanya yang membuat kualahan adalah service mysqld (database) yang cukup makan banyak RAM. Apalagi jika website memiliki trafik yang tinggi. Satu website dengan trafik 10K per hari rasanya bisa menghabiskan resource RAM 1 GB.
Sebenarnya caranya mudah. Jika kamu punya website dengan kunjungan 1.000 pengunjung per hari, rasanya masih mampu menggunakan VPS dengan RAM 512 MB. Namun jika pengunjung sudah menyentuh 10 K per hari, saatnya kamu upgrade ke RAM 1 GB. Jika 50 K per hari, kamu juga harus upgrade ke RAM 2 GB dan seterusnya.
Namun, terkadang kamu tidak harus terburu-buru dalam upgrade VPS. Bisa jadi kamu melakukan kesalahan dalam konfigurasi. Yang paling terasa adalah ketika kamu tidak menggunakan Swap. Swap ini sangat membantu bagi kamu yang sering mati service mysqld-nya. Jika ternyata sudah diberi Swap namun tetap sering down database-nya, maka memang sudah waktunya upgrade.
Bagi kamu pengguna WordPress, sering kali ditemukan beberapa orang menggunakan Visual Builder, Elementor, dan sejenisnya. Tahu kah kamu, bahwa plugin ini sangat boros dalam penggunaan resource RAM. Saya sendiri mengalami website saya database-nya sering down gara-gara salah satu blog WordPress saya memakai Elementor. Untuk kamu yang ingin berhemat resource, hindari penggunaan plugin yang tidak perlu.
Itulah cara memilih VPS yang tepat untuk website. Semoga tips ini bisa membuatmu menghemat pengeluaran bulanan untuk VPS dan memakai VPS dengan optimal.
Kebutuhan akan VPS tiap orang beraneka ragam tergantung dengan kebutuhan website yang dia kelola. Ada yang memiliki trafik sangat besar sehingga akan sangat nyaman jika website tersebut ditaruh di VPS saja. Karena sering kali website bertrafik besar ini mengalami masalah ketika ditaruh di shared hosting. Website sering down karena resource shared hosting yang dibagi dengan pelanggan lainnya.
Beberapa Alasan Menggunakan VPS
Ada beberapa alasan mengapa kamu sudah waktunya menggunakan VPS. Yang pertama adalah karena website yang kamu kelola sering kali down atau lambat saat diakses oleh pengunjung. Ketika fenomena ini terjadi, artinya website kamu memang harus naik kelas dari shared hosting ke VPS.Harga VPS memang lebih mahal dibandingkan dengan shared hosting, namun jika pengunjung tidak nyaman karena website sering tidak bisa diakses, maka kamu akan kehilangan trafik dan ini jauh lebih berharga jika website kamu menghasilkan dari iklan seperti AdSense atau lainnya. Website yang sering down juga akan ditandai oleh Google, perayapannya pun biasanya akan bermasalah. Dan kemungkinan paling buruknya adalah ditendang dari halaman pertama Google.
Alasan kedua mengapa menggunakan VPS adalah kamu bisa sesuka hati mengelola website-mu. Apalagi jika website-mu menggunakan software atau script khusus yang tidak bisa dijalankan di shared hosting. Seperti halnya jika kamu mengembangkan website menggunakan modern web programming Node.js, React, dan sejenisnya; maka VPS akan sangat dibutuhkan. Jarang sekali shared hosting yang memberikan layanan untuk pengembangan Node.js.
Alasan ketiga mengapa menggunakan VPS adalah kamu bisa dengan mudah mengatur resource sendiri. Kamu bisa membaginya untuk beberapa website yang kamu kelola. Lagi pula biasanya VPS ini memiliki storage yang besar. Sangat berbeda dengan shared hosting yang biasanya memiliki storage kecil.
Contoh kasus, jika kamu memakai VPS untuk website yang ada di DomaiNesia dengan paket yang terendah, yaitu Paket RAM 512 MB. Storage yang kamu dapatkan adalah 10 GB SSD. Dengan diisi sistem operasi, biasanya memakan 4 GB hingga 6 GB. Anggap saja 6 GB, maka kamu masih punya sisa 4 GB. Ini cukup untuk diisi dengan 10 website biasa loh.
Jika kamu menggunakan Paket RAM 1 GB, storage yang kamu dapatkan adalah 20 GB. Artinya masih ada ruang kosong 14 GB. Itu sangat luas sekali dan bisa kamu isi dengan 50 website kecil. Hanya saja nanti yang perlu kamu perhatikan adalah di bagian RAM-nya. Biasanya yang membuat kualahan adalah service mysqld (database) yang cukup makan banyak RAM. Apalagi jika website memiliki trafik yang tinggi. Satu website dengan trafik 10K per hari rasanya bisa menghabiskan resource RAM 1 GB.
Spesifikasi VPS untuk Website
Kamu pasti berpikir, mending pakai Paket VPS yang mana yah? Apalagi jika kamu tidak tahu persis berapa jumlah trafik per hari pengunjung di website-mu.Sebenarnya caranya mudah. Jika kamu punya website dengan kunjungan 1.000 pengunjung per hari, rasanya masih mampu menggunakan VPS dengan RAM 512 MB. Namun jika pengunjung sudah menyentuh 10 K per hari, saatnya kamu upgrade ke RAM 1 GB. Jika 50 K per hari, kamu juga harus upgrade ke RAM 2 GB dan seterusnya.
Namun, terkadang kamu tidak harus terburu-buru dalam upgrade VPS. Bisa jadi kamu melakukan kesalahan dalam konfigurasi. Yang paling terasa adalah ketika kamu tidak menggunakan Swap. Swap ini sangat membantu bagi kamu yang sering mati service mysqld-nya. Jika ternyata sudah diberi Swap namun tetap sering down database-nya, maka memang sudah waktunya upgrade.
Bagi kamu pengguna WordPress, sering kali ditemukan beberapa orang menggunakan Visual Builder, Elementor, dan sejenisnya. Tahu kah kamu, bahwa plugin ini sangat boros dalam penggunaan resource RAM. Saya sendiri mengalami website saya database-nya sering down gara-gara salah satu blog WordPress saya memakai Elementor. Untuk kamu yang ingin berhemat resource, hindari penggunaan plugin yang tidak perlu.
Itulah cara memilih VPS yang tepat untuk website. Semoga tips ini bisa membuatmu menghemat pengeluaran bulanan untuk VPS dan memakai VPS dengan optimal.
Komentar
Posting Komentar